Ada Apa di Tanggal 15 Agustus 1945?
Oleh: Sacchio Darriel*
“Nobody thinks what I think, nobody dreams
when they blink.” (Kitchen Sink-Twenty One Pilots)
![]() |
Tugu Proklamasi Cirebon Foto: Radar Cirebon | 2015 |
Sejenak dan
perlahan-lahan keluar semua isi pikiran dalam tidurku yang terwujudkan dalam
mimpi-mimpi. Kemudian aku bangun dan bertanya, “Merdekakah kita dari
penjajahan?” Tetapi sebelum memikirkan itu lebih dalam, kubuka laptopku, dan
kukumpulkan informasi tentang beberapa hal yang dikatakan oleh guru sejarahku,
bahwa ada beberapa sumber sejarah yang menyatakan proklamasi pertama kali
diucapkan tanggal 15 Agustus 1945 di Cirebon. Sungguh, suatu pernyataan yang
bagiku sangat menarik karena semenjak aku lahir hingga beranjak remaja ini, aku
hanya mengetahui bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia itu tanggal 17 Agustus
1945. Tidak lebih dan tidak kurang. Dan pernyataan bahwa proklamasi tanggal 15
Agustus benar-benar membantah semua yang telah diajarkan kepadaku sejak kecil,
bahwa pada tanggal 16 Agustus 1945 dilakukan penculikan oleh kaum pemuda
terhadap Soekarno dan Hatta dan mengakibatkan
proklamasi terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Menurut Gatot Swandito,
dalam artikelnya di laman Kompasiana.com “Tidak mengherankan jika
banyak, bahkan masyarakat yang tinggal di Cirebon sendiri, yang tidak mengetahui
bila tugu tersebut (Tugu Proklamasi di Cirebon) pernah dibacakan naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh dr. Soedarsono pada 15 Agustus 1945, dua
hari sebelum Ir. Soekarno mengumandangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia di
Jakarta.” Gatot turut menambahkan, “Jangankan latar belakang sejarahnya, nama
tugunya pun banyak yang tidak mengetahuinya. Bagi yang mengetahuinya pun masih
terdapat kesimpang-siuran nama, antara Tugu Kejaksan—disebut Tugu Kejaksan
karena berada di Alun-alun Kejaksan—atau Tugu Proklamasi.”
Memang, proklamasi di Cirebon merupakan
proklamasi yang benar-benar terjadi, tetapi amat jarang diketahui informasi
mengenai hal tersebut. Apalagi ketika masyarakat Cirebon sendiri kurang
mengetahui makna sebenarnya dibangunnya Tugu Proklamasi, juga tidak bisa
dipungkiri bahwa naskah proklamasi yang dibacakan juga tidak memiliki bukti
fisik, hanya sebatas Seingat saya, isinya seperti demikian. Meski
begitu, bukti perjuangan orang Cirebon dalam proklamasi tetap ada dan
disaksikan oleh Tugu Proklamasi di Cirebon.
Menurut Ardy Messi pada artikelnya di jadiberita.com, “Sjahrir berpegang pada janji
Soekarno yang akan membacakan proklamasi kemerdekaan secepatnya, namun sampai
tanggal 15 Agustus petang hari, janji tersebut tidak juga terlaksana sementara
rakyat di Cirebon sudah gelisah dengan kepastian tersebut. Akhirnya Soedarsono
membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya dari
Alun-alun Kejaksaan. Namun, jejak dari naskah Proklamasi yang dibacakan itu tak
lagi ditemukan, yang ada hanya Tugu Proklamasi Cirebon sebagai saksi sejarah
kemerdekaan yang pertama di Indonesia itu.”
Mungkin, proklamasi yang terucap pada saat itu
memang tidak berpengaruh besar. Lagipula yang mendengarkan secara langsung
proklamasi itu kan sekitar 150 orang, mengapa tidak mencari mereka yang
mendengarkan secara langsung untuk mendapatkan buktinya? Sayangnya, tidak
semudah itu, lagipula juga sudah terucap proklamasi 17 Agustus 1945, kita pada
saat ini hanya dapat menikmati, dan yang terpenting mensyukuri bahwa para
penjajah sudah berpulang ke kampung halamannya masing-masing.
15 Agustus 1945 merupakan salah satu hari yang
bersejarah bagi saya, sejenak terasa kekecewaan masyarakat Cirebon yang
menunggu janji Soekarno yang memang belum saatnya terlaksana karena keadaan di
Jakarta. Masyarakat Cirebon yang gelisah, mungkin terpikir dalam benak mereka
“Apakah kita memang dapat merdeka?” Maka dr. Soedarsono yang memutuskan untuk
langsung membacakan proklamasi, mungkin untuk meredakan kegelisahan rakyat
Cirebon, mungkin untuk menanggapi kekalahan Jepang dalam perang, mungkin juga
karena dr. Soedarsono sendiri yang ingin Indonesia merdeka dalam waktu
secepat-cepatnya. Tetapi menurut Aldinal Rachman, “Sutan Syahrir dan Soedarsono
memang sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilakukan secepatnya”, (Kompasiana.com 17/08/2017) dan kemudian
Syahrir menyusun teks proklamasi agar dr. Soedarsono membacakannya di Cirebon.
Mengingat hal ini terjadi di masa lalu dimana
komunikasi pun masih agak sulit, maka saya tidak dapat berkata banyak mengenai
proklamasi ini, bahkan ada juga proklamasi Gorontalo pada 23 Januari 1942.
Mengetahui banyak hal yang terjadi pada masa lalu yang kebenarannya masih belum
dapat dipastikan, saya bersyukur saya hidup pada zaman dimana kita dapat
mencari tahu banyak hal dengan mudah, tanpa perlu membuka banyak buku, tetapi
tetap perlu memilah sumber mana yang dapat dipercaya.
Demikian hal-hal yang dapat saya sampaikan,
memang beberapa dari para pembaca mungkin berpikir “Apa sih pentingnya
mengetahui hal ini?” Sayangnya saya hanya dapat menyampaikan bagian penting
dari proklamasi Indonesia adalah bahwa proklamasi Indonesia berjalan lebih
cepat daripada rencana PPKI pada awalnya, dan peristiwa proklamasi di Cirebon
ini juga menjadi salah satu penyebab dari dilekaskannya proklamasi kemerdekaan
Indonesia, mungkin tidak banyak, tetapi tetap berpengaruh.
Tetapi siapa saya untuk mengatakan hal itu? Saya
hanyalah seorang anak SMA berumur 16 tahun, tahu apa saya dalam sejarah yang
begitu luas ini, lebih baik saya kembali tidur dan memikirkan apa yang tadi
saya pikirkan, “Apakah benar kita merdeka dari penjajahan?”
*Penulis adalah Siswa SMA Fons Vitae 1 Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar