BANGKITKAN ROH UNIVERSITAS, KEMBALIKAN KEJAYAAN UNJ
Oleh: Robertus
Robet
KAWAN-kawan mahasiswa yang
saya cintai, civitas academica UNJ yang saya hormati, sebelum saya menyampaikan
pikiran mengenai jalan keluar masalah kampus kita. Saya ingin mengajak kita semua
untuk memahami terlebih dahulu apa tugas dan fungsi sebuah universitas, apa
makna Civitas Academica dan apa fungsi Alma Mater yang kita semua ada di
dalamnya.
Sebuah
universita kata John Henry Newman dalam bukunya The Idea of University bertugas untuk mengajarkan pengetahuan
universial. Tujuan dari dari universitas adalah membangkitkan intellectual tone dari masyarakatnya.
Pendidikan universitas digunakan untuk memberikan setiap oran yang belajar di
dalamnya suatu kesadaran yang jernih, kebenaran dan kemampuan menyampaikan
kejerniahan dan kebenaran itu secara elok.
Pendapat
Newman ini mengingatkan saya lagi akan apa yang pernah dikatakan Bung Hatta di
tahun 1957 dalam pidatonya di Universitas Indonesia. Di depan mahasiswa dan
para guru besar di jaman itu, Bung Hatta menyampaikan:
“Apabila
pekerjaan kaum intelegensia dahulu lebih banyak merubuhkan dari membangun,
merubuhkan Hindia Belanda, pekerjaan kaum intelegensia sekarang terletak
semata-mata dalam segi pembangunan. Membangun Indonesia yang adil dan Indonesia
yang makmur, dilakukan dengan rasa tanggung jawab dan keberanian menghadapi
segala kesukaran. Pokok kemauan dan keberanian itu terletak pada cinta akan
kebenaran dan keadilan sebagai pembawaan orang berilmu, dan cinta akan suatu
cita-cita besar yang jadi penyuluh harapan bangsa.” (Hatta, Tanggung Jawab Moral Kamum Intelegensia, hlm.24)
Demikianlah,
tugas universitas adalah membangkitkan kemampuan intelektual suatu bangsa
dengan pengetahuan universal, menghasilkan Civitas
Academica yang berani mengambil tanggung jawab untuk bangsanya,
memperjuangkan keadilan dan menyampaikan kebenaran. Pasal 3 UU Perguruan Tinggi
(UUPT) secara tegas menyebutkan bahwa Pendidikan
Tinggi berasaskan kebenaran ilmiah, bukan kekuasaan! Ini tugas Universitas.
Inilah tugas kita, sebagai Civitas Academica.
![]() |
FOTO: FMI UNJ |
Oleh
karenanya, univesitas juga harus diurus dengan berdasarkan prinsip-prinsip
pengetahuan universal. Universitas harus menjadi tiang kebebasan dan
perdebatan, karena ia harus mencari kebenaran dan keadilan dengan kebenaran.
Kritik
sebagai daya hidup universitas harus dijamin dan dijaga, karena memang hanya
dengan itulah sebuah universitas menjadi universitas. Kritik tidak boleh
dipasung.
Oleh
karenanya, sungguh suatu kemunduran apabila universitas justru dikelola dengan
basis primodial, suatu kemunduran apabila kehidupan universitas dipenuhi dengan
mental birokrat yang “menjilat ke atas-menekan ke bawah”, sungguh suatu
kemunduran apabila universitas lebih banyak mengedepankan kekuasaan birokrasi
ketimbang sikap akademis.
Saya ingin
mengingatkan kembali, bahwa kita semua yang ada di dalam universitas terikat
oleh suatu etika bersama yakni etika aademik. Itu sebabnya orang menyebut kita
dengan Civitas Akademica yang artinya
warga akademis. Warga yang dipersatukan sebagai pekerja ilmu.
Civitas Aacemica tidak boleh diubah menjadi Civitas Familia, apalagi diubah menjadi Civitas Potestas yang mengandalkan
kekuasaan pribadi. Di dalam universitas yang baik, segala percakapan di
dalamnya mesti berbasis pada logika keilmuan bukan logika kekuasaan, apalagi
kekuasaan paksaan dan acaman, menggunakan aparat dsb.
Saya
memahami bahwa bagi setiap pemimpin niversitas, akan selalu menghadapi
ambivalensi. Di satu sisi mereka harus mengedepankan ilmu, di sisi lain karena
kebutuhan sumber daya, mereka sering harus berkompromi dengan para pengusaha
dan para pejabat.
Namun,
ambivalensi ini harus ada batas-batasnya supaya tidak terjerembab dalam
kesalahan apalagi penyimpangan! Supa pengelolaan universitas tetap sehat, maka
diperlukan pertama: transparansi. Kedua, ciptakan manajemen yang professional,
bersih serta bebas konflik kepentingan. Ketiga, manajemen yang berbasis dari
bawah dan dialogis.
Civitas
Academica UNJ yang saya cintai,
Sebagai
warga UNJ, kita semua punya kewajiban untuk mengembalikan dan menegakkan
prinsip-prinsip dasar universitas ini.
Kita ingin
UNJ dihormati sebagai satu-satunya universitas negeri di Ibu Kota, kita ingin
UNJ memiliki kultur akademik yang sehat, kokoh hingga bisa mewakili
kecemerlangan intelektual ibu kota, kita ingin UNJ juga memiliki mentalitas ibu
kota Indonesia yang kosmoplit, plural, progresif dan dikenal oleh dunia. Hingga
lulusan-lulusan UNJ juga dihormati dan diharapkan oleh masyarakatnya.
UNJ pernah
memiliki masa-masa emas itu. UNJ pernah dikenal sebagai sumber ilmu dan
inspirasi bagi Indonesia, UNJ pernah dihormati dan disegani sebagai sumber
pemikiran dan kritik yang berarti bagi kemajuan Indonesia, UNJ pernah memiliki
Prof Conny Semiawan, Prof Tilaar, Prof Deliar Noer, UNJ memiliki sejarah
berharga yang harus dikenang dan dipanggil kembali.
Pada sore
hari ini, kita berkumpul di sini, untuk meneguhkan sikap bersama sebagai satu
Civitas Academica, untuk mengokohkan kecintaan kita kepada ilmu, kebenaran dan
keadilan, untuk mengokohkan kembali harapan untuk universitas kita agar menjadi
yang terbaik di masa depan!
Hidup
Mahasiswa!
Hidup
Universitas Negeri Jakarta! []
Rawamangun,
15 Juni 2017
*Robertus
Robert—menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Sosiologi FISIP-UI dan Maste di
bidang “Twentieth Century Political Thought and Theory” dari University of
Birmingham, Inggris. Gelar doctor diperoleh dari Sekolah Tinggi Filsafat
Driyarkara. Sehari-hari aktif sebagai Sekjen Perhimpunan Pendidikan Demokrasi
(P2D) dan Dosen tetap di Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Buku-bukunya antara lain: Republikanisme
dan Keindonesiaan: Sebuah Pengantar (2006), Politk Hak Asasi Manusia dan Transisi di Indonesia: Sebuah Refleksi
Kritis (2008) dll.
**Tulisan di atas disampaikan
pada acara Parade Cinta Rakyat Universitas Negeri Jakarta (PACAR UNJ), Kamis 15
Juni 2015, di Kampus A UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur yang diselengarakan oleh Aliansia Mahasiswa-Dosen-Karyawan
Forum Militan dan Independen UNJ (FMI UNJ). Diketik ulang oleh Redaksi Kedai Literasi
@gerakanaksara untuk keperluan pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar