Rabu, 21 Juni 2017

Bangkitkan Roh Universitas, Kembalikan Kejayaan UNJ

BANGKITKAN ROH UNIVERSITAS, KEMBALIKAN KEJAYAAN UNJ
Oleh: Robertus Robet 
Robertus Robet sedang berorasi pada PARADE CINTA RAKYAT UNJ, 15 Juni 2017 | FOTO: FMI UNJ 
KAWAN-kawan mahasiswa yang saya cintai, civitas academica UNJ yang saya hormati, sebelum saya menyampaikan pikiran mengenai jalan keluar masalah kampus kita. Saya ingin mengajak kita semua untuk memahami terlebih dahulu apa tugas dan fungsi sebuah universitas, apa makna Civitas Academica dan apa fungsi Alma Mater yang kita semua ada di dalamnya.
Sebuah universita kata John Henry Newman dalam bukunya The Idea of University bertugas untuk mengajarkan pengetahuan universial. Tujuan dari dari universitas adalah membangkitkan intellectual tone dari masyarakatnya. Pendidikan universitas digunakan untuk memberikan setiap oran yang belajar di dalamnya suatu kesadaran yang jernih, kebenaran dan kemampuan menyampaikan kejerniahan dan kebenaran itu secara elok.
Pendapat Newman ini mengingatkan saya lagi akan apa yang pernah dikatakan Bung Hatta di tahun 1957 dalam pidatonya di Universitas Indonesia. Di depan mahasiswa dan para guru besar di jaman itu, Bung Hatta menyampaikan:
“Apabila pekerjaan kaum intelegensia dahulu lebih banyak merubuhkan dari membangun, merubuhkan Hindia Belanda, pekerjaan kaum intelegensia sekarang terletak semata-mata dalam segi pembangunan. Membangun Indonesia yang adil dan Indonesia yang makmur, dilakukan dengan rasa tanggung jawab dan keberanian menghadapi segala kesukaran. Pokok kemauan dan keberanian itu terletak pada cinta akan kebenaran dan keadilan sebagai pembawaan orang berilmu, dan cinta akan suatu cita-cita besar yang jadi penyuluh harapan bangsa.” (Hatta, Tanggung Jawab Moral Kamum Intelegensia, hlm.24)
Demikianlah, tugas universitas adalah membangkitkan kemampuan intelektual suatu bangsa dengan pengetahuan universal, menghasilkan Civitas Academica yang berani mengambil tanggung jawab untuk bangsanya, memperjuangkan keadilan dan menyampaikan kebenaran. Pasal 3 UU Perguruan Tinggi (UUPT) secara tegas menyebutkan bahwa Pendidikan Tinggi berasaskan kebenaran ilmiah, bukan kekuasaan! Ini tugas Universitas. Inilah tugas kita, sebagai Civitas Academica.
FOTO: FMI UNJ
Oleh karenanya, univesitas juga harus diurus dengan berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan universal. Universitas harus menjadi tiang kebebasan dan perdebatan, karena ia harus mencari kebenaran dan keadilan dengan kebenaran.
Kritik sebagai daya hidup universitas harus dijamin dan dijaga, karena memang hanya dengan itulah sebuah universitas menjadi universitas. Kritik tidak boleh dipasung.
Oleh karenanya, sungguh suatu kemunduran apabila universitas justru dikelola dengan basis primodial, suatu kemunduran apabila kehidupan universitas dipenuhi dengan mental birokrat yang “menjilat ke atas-menekan ke bawah”, sungguh suatu kemunduran apabila universitas lebih banyak mengedepankan kekuasaan birokrasi ketimbang sikap akademis.
Saya ingin mengingatkan kembali, bahwa kita semua yang ada di dalam universitas terikat oleh suatu etika bersama yakni etika aademik. Itu sebabnya orang menyebut kita dengan Civitas Akademica yang artinya warga akademis. Warga yang dipersatukan sebagai pekerja ilmu.
Civitas Aacemica tidak boleh diubah menjadi Civitas Familia, apalagi diubah menjadi Civitas Potestas yang mengandalkan kekuasaan pribadi. Di dalam universitas yang baik, segala percakapan di dalamnya mesti berbasis pada logika keilmuan bukan logika kekuasaan, apalagi kekuasaan paksaan dan acaman, menggunakan aparat dsb.
Saya memahami bahwa bagi setiap pemimpin niversitas, akan selalu menghadapi ambivalensi. Di satu sisi mereka harus mengedepankan ilmu, di sisi lain karena kebutuhan sumber daya, mereka sering harus berkompromi dengan para pengusaha dan para pejabat.
Namun, ambivalensi ini harus ada batas-batasnya supaya tidak terjerembab dalam kesalahan apalagi penyimpangan! Supa pengelolaan universitas tetap sehat, maka diperlukan pertama: transparansi. Kedua, ciptakan manajemen yang professional, bersih serta bebas konflik kepentingan. Ketiga, manajemen yang berbasis dari bawah dan dialogis.
Civitas Academica UNJ yang saya cintai,
Sebagai warga UNJ, kita semua punya kewajiban untuk mengembalikan dan menegakkan prinsip-prinsip dasar universitas ini.
Kita ingin UNJ dihormati sebagai satu-satunya universitas negeri di Ibu Kota, kita ingin UNJ memiliki kultur akademik yang sehat, kokoh hingga bisa mewakili kecemerlangan intelektual ibu kota, kita ingin UNJ juga memiliki mentalitas ibu kota Indonesia yang kosmoplit, plural, progresif dan dikenal oleh dunia. Hingga lulusan-lulusan UNJ juga dihormati dan diharapkan oleh masyarakatnya.
UNJ pernah memiliki masa-masa emas itu. UNJ pernah dikenal sebagai sumber ilmu dan inspirasi bagi Indonesia, UNJ pernah dihormati dan disegani sebagai sumber pemikiran dan kritik yang berarti bagi kemajuan Indonesia, UNJ pernah memiliki Prof Conny Semiawan, Prof Tilaar, Prof Deliar Noer, UNJ memiliki sejarah berharga yang harus dikenang dan dipanggil kembali.
Pada sore hari ini, kita berkumpul di sini, untuk meneguhkan sikap bersama sebagai satu Civitas Academica, untuk mengokohkan kecintaan kita kepada ilmu, kebenaran dan keadilan, untuk mengokohkan kembali harapan untuk universitas kita agar menjadi yang terbaik di masa depan!

Hidup Mahasiswa!
Hidup Universitas Negeri Jakarta! []

Rawamangun, 15 Juni 2017

*Robertus Robert—menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Sosiologi FISIP-UI dan Maste di bidang “Twentieth Century Political Thought and Theory” dari University of Birmingham, Inggris. Gelar doctor diperoleh dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Sehari-hari aktif sebagai Sekjen Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) dan Dosen tetap di Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Buku-bukunya antara lain: Republikanisme dan Keindonesiaan: Sebuah Pengantar (2006), Politk Hak Asasi Manusia dan Transisi di Indonesia: Sebuah Refleksi Kritis (2008) dll.


**Tulisan di atas disampaikan pada acara Parade Cinta Rakyat Universitas Negeri Jakarta (PACAR UNJ), Kamis 15 Juni 2015, di Kampus A UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur  yang diselengarakan oleh Aliansia Mahasiswa-Dosen-Karyawan Forum Militan dan Independen UNJ (FMI UNJ). Diketik ulang oleh Redaksi Kedai Literasi @gerakanaksara untuk keperluan pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar